Jangan Cemas
Minggu, 31 Januari 2010'setinggi-tingginya terbang bangau
akan kembali ke kubangan jua'
ingat dan renungkanlah
walau hanya sebuah pepatah
jangan abaikan
ia tunjuk ajari kita
tentang kesabaran kubangan
menunggu sang bangau
jauh jalan yang kutempuh
tak hilangkan ingat
pada sosok menunggu
di rumah tua
yang kita bangun
dengan lentik jari kanakkanak
jangan cemas pada kecemasanmu
jangan sangsi pada kesangsianmu
jangan ragu pada keraguanmu
sang bangau pasti datang
dan berlabuh pada kubangan itu
Di atas Sepeda Untho
Terguncang-guncang tubuh mungilku
Berbaju paling cantik dihias ibu
Berpita jingga sepatu ungu
Berceloteh menyusuri kebun tebu
(mengunyah kembang gula, dibeli di pasar pon: tentu!)
"Ayah....
Apakah aku cantik hari ini?"
Kudengar suara pedhal reyot berputar
Roda hitam dia atas aspal
"Cantik itu disini, Nduk!"
Tanganmu merengkuh dadaku
Kepalaku mengangguk
"Bukan disini"
Jemari kekarmu mencubit pipiku
Senyumku mengembang
bersama tubuhku yang terguncang
melewati jalan berbatu dan berlubang
memeluk Ayah yang kusayang
Sesampai dirumah kan kupinta Ibu
Menghias lebih cantik bajuku
Terutama di bagian dada-ku
:)
Ilmu Air Mata
kau datang menghampiri sang hujan
menyampaikan maksud melepas kutuk
demi masa atau asa
terpenjara dalam akun yang yang kau rampas
tak ada syarat atau isyarat
menangis
meratap
memelukku
dari ujung hingga akar berpijak
ahh
kau lupa lagi pesanku
jangan pernah mencium telapak kakiku
sebelum telapak yang bersemayam surga
di sanalah ilmu suci kau pinta
sebelum menerima ilmu air mata
dariku
sang hujan
selalu berkokoh pada kesucian
tak ada yang sanngup menodainya
hanya makna yang berbaur dusta
pergilah dinda
carilah telapak itu
temuilah akar itu
rangkullah dan menangislah
sebelum kau mendapat restuku
kuterima maafmu
lepas sudah kutukku
jika esok tak berjabat tangan
sang hujan selalu merindumu
hujan merindu air mata
di mana ada kesedihan di situlah ada air mata
dan hujan menderas di sana
catatlah
bismillahirrohmanirrohim
innamal a'malubinniat
puaah...
Tarailu Sul-Bar, 29/01/2010 Ba'da Jumat
kau atau aku
katakan padaku
siapa yang mulai duluan
kau
atau aku
jangan bertele-tele
gak usah berbelit-belit
dengan kata-katamu yang ngejelimet
ayo!
katakan padaku
siapa yang mulai duluan
tegas!!
kau
atau aku!
DENGAN INI
telah terucap disetiap karyaku
kalian bosan akupun ketagihan
berjelagah, menjelajah sebab amanah
titah tak kalah dengan arahmu
sepiku ramaimu
kotamu tak bergeming
tentukan langkah mengais tangis
setiap nada dalam tangga lantunan
tak ingin melompat, tak lagi memanjat, hanyalah terperanjat, semoga manfaat
walau secarik makna asal kehendak
maka muncullah, tampaklah, teranglah
selalu menyapamu
dikau, dia, bahkan dialah
berlalulah tanpa makna
sang hujan belum menyerahi
walau air menjadi batu
dingin bagai salju
tetapku pada tunjukMu
bukan telunjukku yang penuh harapan
menari di atas air mata
menertawakan kesedihan
ahh..
beralihku menatap tuk menerwang
di sini, di situ,
begini, begitu
ini dan itu
ke sini menggerutu
aku tak bosan hingga telunjuk berdiri tegak
tak mengeluh walau cucuran air peluh
lalu mencari arah
dengan ini kah...
tunjukku disetiap makna
benda, mahluk, dan pun ciptaanMu
bibir saling bertepuk menolak namamu
bulan, bintang, awan, mataharipun
sebab akibat mengenalku, memahamiku atau membohongiku
dengan ini pula telah kupadam benci walau api menangis jua
dengan ini jua berbalik tak terbalik
atau tertkait dalam tautan balik
khawatirmu bahagiaku
sayang sungguh sayang
tiga huruf yang disingkat tak berguna
menemukan makna lain untuk hujan, air, mata dalam cinta
kualih maknamu dengan sebuah julukan lazim
satu nama untuk isyarat hati
telunjuk kiriku
Tarailu Sul-Bar, 25/01/2010
Y U D I
lama tak ku eja namamu
lama tak ku tulis dibingkai
hari-hari yang lewat
lama tak kupandangi wajah kuyu tanpa semangat
yang berubah saat ku sentuh
lama tak kutembus mata kering
yang membasahi kekeringanku
dan ketika kudengar namamu dieja
oleh kalimat lain
ada yang terlonjak dari kedalaman jiwaku
"lama sekali aku menunggu"
dan setelah tiba giliranku
kau telah pergi kealam lain
tanpa menulis perpisahan
di pohon-pohon dan daunan
dikaki gunung lawu
lama kutunggu kau turun
untuk kembali naik bersama
lukaku.
lama.
by; kusuma widjayanti 1997
sangkar terindah
bunda
aku tahu...
sangkar yang kita tempati
tidak indah
tapi bunda...
jangan bersedih
karena bagiku
berada dibawah hangat sayapmu
adalah segalanya
memang...
memang aku tahu...
sangkar yang kita tempati
tidak megah...
tapi bunda...
jangan paraukan suaramu
dengan tangisan
karena bagiku
mendengarkan indah kicaumu dipagi hari
adalah segalanya...
sudahlah... sudahlah bunda...
jangan bersedih
jangan nangis...
karena bagiku
sangkar terindah yang aku miliki
adalah hatimu
jadi... sisakan saja sedikit tempat disana
dan aku...
akan menjadi yang paling bahagia!
for my beloved mom
22 february 2002
adalah satu waktu
adalah satu waktu
dimana masa tidak lagi
menginginkan satu keberadaan semu...
yang dipatrinya dalam waktu
dan rinai hanya akan menusuk
laksana ribuan jarum
adalah satu waktu
dimana rasa mempermainkan masa
dimana seonggok hati pernah terleak
dan terisi penuh dengan kesadaran
yang tidak pernah relevan dengan rasa..
adalah satu waktu
dimana masa tidak lagi dihitung
dan cukup hanya berheti sampai disitu
januari 28
Rembulan Hilang
Sabtu, 30 Januari 2010Mana nyanyian rindu
Gitar tak berdawai
Mulut bungkam dalam sepi
Mana puisi cinta
Pena tak bertinta
Aksara beku
Meski jantung berdetak kencang
Asmara membakar kalbu
Tubuh ringkih meringkuk di pojok ruangan
Muka pucat tak berjiwa
Rembulan hilang entah dimana
Semua bukit kudaki
Semua sungai kususur
Semua langit kucari
Semua bintang kutembus
Rembulan masih tak bersua
(pekanbaru, kantor, sepi, rabu, 27012009)
Langganan:
Postingan (Atom)